Senin, 12 November 2012
Mampukah Dahlan Iskan Membawa BUMN Bebas KKN?
HINGGA kini,
konflik antara Menteri BUMN Dahlan
Iskan dengan beberapa anggota DPR masih terus berlanjut. Dahlan dengan tegas
mengatakan bahwa ada oknum anggota DPR yang diduga melakukan pemerasan terhadap
perusahaan-perusahaan BUMN. Tapi disisi lain sejumlah anggota DPR
mempertanyakan soal dugaan pemborosan anggaran pada PT.PLN (Persero) disaat
Dahlan menjadi Direktur Utama (Dirut) perusahaan plat merah tersebut.
Setelah sebelumnya menyerahkan dua
nama oknum anggota DPR yang diduga melakukan pemerasan terhadap perusahaan
BUMN, Rabu (7/11/2012) kemarin, Dahlan juga menyerahkan lima nama oknum anggota
DPR lainnya.
Lalu apa yang sebenarnya ingin dicapai
Dahlan atas semua sikap dan tindakannya selama menjadi Menteri BUMN. Sudahkah
Dahlan Iskan berbuat sesuatu yang berarti untuk membebaskan perusahaan-perusahaan
plat merah itu dari praktek usaha yang disinyalir sarat Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN)? Dan kira-kira mampukah Dahlan melakukan hal itu?
Jika dilihat dari sikap dan tindakan
Dahlan yang selama ini dinilai sejumlah kalangan lebih banyak “mengumbar citra” dibanding membeberkan
perusahaan-perusahaan plat merah yang diduga menjalankan roda usahanya dengan
cara-cara KKN (atas nama negara-Red), maka tujuan Dahlan untuk
membersihkan perusahaan-perusahaan BUMN dari praktek KKN jauh panggang dari
api.
Tapi sudahlah, dengan berkoar tentang adanya oknum anggota DPR
yang diduga melakukan pemerasan terhadap perusahaan-perusahaan BUMN, mungkin
Dahlan memang memiliki niat yang tulus untuk memberikan informasi kepada DPR,
agar introspeksi diri dan segera melakukan bersih-bersih. Tapi bagaimana dengan
kewajiban Dahlan sendiri sebagai Menteri BUMN dalam membersihkan
perusahaan-perusahaan dibawahnya? Sudahkah ada hasilnya?
Pertanyaan ini tentu saja haruslah
dijawab secara jujur dan gambalang oleh Dahlan. Sebab saat ini, “media massa” sudah terlanjur membentuk
opini publik yang positif tentang Dahlah. Nah,
sekarang tinggal bagaimana Dahlan mempertahankan opini positif itu, tentu saja
dengan berbuat sesuatu yang berarti bagi bangsa dan negara.
Lepas dari kontroversi soal dugaan
pemborosan anggaran pada PT.PLN (Persero) senilai puluhan triliun rupiah disaat
Dahlan menjadi Dirut PLN dan adanya dugaan pemerasan oleh oknum anggota DPR,
selama beberapa bulan terakhir ini, Redaksi BarakIndonesia.com gencar
membeberkan adanya dugaan praktek monopoli dan korupsi yang dilakukan
perusahaan-perusahaan BUMN untuk mendapatkan ratusan paket proyek jasa
konstruksi dan jasa konsultasi pada Direktorat Jenderal Bina Marga (Ditjen BM)
Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Kiranya dalam hal ini, Dahlan Iskan
dapat menggunakan data dan informasi yang dibeberkan Redaksi BarakIndonesia.com
untuk mulai mengambil tindakan. Atau kalau memang memiliki keberanian seperti
yang dilakukannya terhadap DPR, sekaligus juga melaporkan perusahaan-perusahaan
yang diduga menjalankan usahanya dengan praktek monopoli dan korupsi tersebut
kepada aparat hukum.
Adapun 8 (delapan) perusahaan plat
merah yang selama ini diduga menjalankan usahanya dengan praktek monopoli dan
korupsi, terdiri atas perusahaan jasa konstruksi seperti PT.AK, PT.WK, PT.HK,
PT.NK dan PT.WJK, dan perusahaan jasa konsultasi yang terdiri atas PT.AK, PT.YK
dan PT.PDj.
Yang harus dilakukan Dahlan adalah,
bagaimana membongkar praktek perusahaan-perusahaan tersebut untuk mendapatkan
ratusan paket proyek pada Direktorat yang sama selama bertahun-tahun. Dahlan harus
melakukan hal itu, karena jika tidak maka Dahlan akan dianggap sebagai orang
yang hanya mencari sensasi dengan membongkar aib dirumah orang, sementara borok
dibadan sendiri tidak diobati, apalagi dibersihkan.
Begitu pula dengan Perum Bulog. Dahlan
juga bisa mengambil sikap atas berbagai persoalan yang melilit perusahaan
dengan motto andalan ketahanan pangan nasional itu, dengan mengumpulkan para
direksinya. Persoalan buruknya kualitas Raskin yang dikeluhkan Keluarga Miskin
(Gakin) penerima manfaat Raskin diberbagai daerah, termasuk persoalan
pengurangan timbangan Raskin di Bima, NTB kemarin ini, bisa menjadi dasar bagi
Dahlan untuk membersihkan perusahaan BUMN tersebut. Dan persoalan mendasar yang
selama ini membuat citra perusahaan plat merah itu merosot dimata publik,
adalah Impor Beras Petani Asing.
Sekarang tergantung Dahlan sendiri,
mau dianggap sebagai orang yang hanya bisa mendongengkan tentang kisah di bilik
orang, atau orang yang mampu menghapus tinta hitam dalam cerita yang kelam? Karena
saat ini tidak lagi jelas, apakah perusahaan BUMN itu menjadi “sapi
perah” bagi para politisi, ataukah “kuda tunggangan” bagi para
Direksi ???
Negeri ini memang penuh dengan para
koruptor, dan fakta itu tidak bisa dipungkiri. Tapi jika para koruptor itu
dibiarkan terus menjalankan aksinya dengan bebas, maka itu adalah kejahatan yang
harus dilawan pula.
Mampukah Dahlan Iskan membawa
perusahaan-perusahaan BUMN bebas dari praktek KKN? Rakyat menanti tindakan yang
nyata. Sebab Dahlan pernah mengungkapkan bahwa, sekitar 70 persen proyek yang
diperolah perusahaan BUMN, didapatkan dengan cara-cara KKN? ***
Oleh: Danil’s.IB
Penulis Adalah:
Koordinator Barisan
Rakyat Anti Korupsi (Barak),
Pemimpin Redaksi
BarakIndonesia.com.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Pemerintahan SBY Dituding Tidak Serius Tangani Kemiskinan Jakarta_Barakindo - Kebijakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kem...
-
TAK bisa dipungkiri, jika selama ini pesona kawasan wisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) identik dengan keindahan alam dan kawasa...
-
Jakarta_Barakindo - Lagi-lagi korupsi disekital lingkaran Istana dan Cikeas menjadi sorotan utama publik di tanah air. Kali ini yang diba...
-
JATENG_BARAKINDO - Barisan Ansor Serbaguna (Banser) se-Eks Karesidenan Banyumas, menggelar Apel Akbar di Alun-alun Cilacap, Jawa Tengah,...
-
Serang_Barakindo - Lantaran intensitas hujan yang cukup tinggi dan buruknya drainase, membuat jalan raya Letnan Jidun, Kepandean, Kota S...
-
Mulai Beras, Daging, Migas, Bawang Hingga Kedelai Tajuk MESKI perputaran roda ekonomi bangsa ini terkadang menunjukan tren positif...
0 komentar:
Posting Komentar