Kamis, 03 Januari 2013
Jelang Pemilu, Rawan Penyelewengan Anggaran di Kementerian
Jakarta_BARAK-
Selama rentang waktu menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 nanti, dinilai
banyak kalangan sebagai yang paling rawan terjadi penyelewengan atas anggaran
negara pada kementerian dan lembaga negara.
"Tahun 2013 adalah tahun politik,
dimana banyak bermunculan calon-calon presiden dan legislatif. Karenanya, akan
ada kerawanan terjadinya korupsi untuk biaya persiapan pemilu 2014, karena
mayoritas pimpinan lembaga dan kementerian berasal dari parpol," kata Ari.
Menurut Ari, Presiden SBY harus lebih
memperketat pengawasan penggunaan anggaran di kementerian dan lembaga, karena
rentan untuk kepentingan persiapan gerakan politik para calon-calon presiden
dan calon anggota legislatif. "Kita bisa melihat, bahwa anggaran yang
terserap di beberapa kementerian dan lembaga tidak besar. Artinya, banyak dari
anggaran yang dialokasikan itu masih tidak maksimal dan tidak tepat
penggunaannya. Hal-hal seperti ini harus diwaspadai," ujar Ari layaknya
dilansir antaranews kemarin.
Lebih lanjut Ari mengungkapkan, bahwa
modus operandi yang seringkali digunakan dalam penyalahgunaan anggaran tersebut,
adalah dalam bentuk iklan untuk pencitraan partai politik ataupun tokoh politik
tertentu. "Misalnya, iklan layanan masyarakat dari kementerian yang
lebih menunjukkan profil menterinya atau langkah-langkah keberhasilan sang
menteri untuk membangun citra yang baik bagi parpol maupun tokohnya sendiri,"
tegasnya menjelaskan, bahwa hal itu sebenarnya tidak perlu untuk masyarakat,
dan malah hanya buang-buang anggaran,” tambahnya.
Ari juga mengingatkan, bahwa anggaran
di kementerian kerap disalahgunakan untuk pelatihan para kader parpol dan
pembinaan Organisasi Masyarakat (Ormas) pendukung parpol. Karenanya, ia
menyarankan kepada pemerintah untuk memaksimalkan fungsi inspektorat di
masing-masing kementerian dalam mengawasi penggunaan anggaran, agar tepat
sasaran dan sesuai dengan kepentingan kementerian itu sendiri.
Selain itu, dia juga berharap agar lembaga-lembaga
nasional lainnya, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pusat Pelaporan
dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
pemerhati keuangan negara, dapat ikut serta memantau penggunaan anggaran di
kementerian dan lembaga negara menjelang pemilu 2014. "Selama ini, belum
ada pengawasan yang ketat, sehingga masih terjadi
penyimpangan-penyimpangan," katanya. (Din)*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Pemerintahan SBY Dituding Tidak Serius Tangani Kemiskinan Jakarta_Barakindo - Kebijakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kem...
-
TAK bisa dipungkiri, jika selama ini pesona kawasan wisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) identik dengan keindahan alam dan kawasa...
-
Jakarta_Barakindo - Lagi-lagi korupsi disekital lingkaran Istana dan Cikeas menjadi sorotan utama publik di tanah air. Kali ini yang diba...
-
JATENG_BARAKINDO - Barisan Ansor Serbaguna (Banser) se-Eks Karesidenan Banyumas, menggelar Apel Akbar di Alun-alun Cilacap, Jawa Tengah,...
-
Serang_Barakindo - Lantaran intensitas hujan yang cukup tinggi dan buruknya drainase, membuat jalan raya Letnan Jidun, Kepandean, Kota S...
-
Mulai Beras, Daging, Migas, Bawang Hingga Kedelai Tajuk MESKI perputaran roda ekonomi bangsa ini terkadang menunjukan tren positif...
0 komentar:
Posting Komentar