Jumat, 05 Juli 2013
Hibah Barang Rp.1,13 Triliun di Pemprov Banten Jadi Temuan BPK
Pemprov Dapat Opini WDP dari BPK
BANTEN_BARAKINDO- Lantaran ditemukan adanya hibah barang senilai Rp.1,13
triliun yang belum memiliki dokumen yang lengkap, Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) RI Perwakilan Banten memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
kepada Pemprov Banten atas laporan keuangan TA 2012.
Demikian kata Anggota V
BPK RI, Agung Firman Sampurna, dalam penyampaian LHP BPK kepada DPRD Banten
pada rapat paripurna, Kamis (4/7/2013) kemarin. "Pada laporan keuangan
Pemprov Banten TA 2012, BPK memberikan opini WDP, sama dengan TA 2011 lalu,"
kata Firman.
Menurutnya, ada dua penyebab
Pemprov Banten kembali meraih WDP, yakni adanya temuan hibah dalam bentuk
barang kepada Pemkab/Pemkot, instansi pusat dan masyarakat senilai Rp.1,13
triliun yang belum lengkap dokumennya, dan nilai persediaan yang dilaporkan sebesar
Rp.87,36 miliar, di antaranya di Dinas Kesehatan (Dinkes) senilai Rp.44, 69
miliar, hasil inventarisasi tidak dilengkapi dengan dokumen inventarisasi yang
memadai, sehingga BPK tidak memungkinkan melakukan prosedur pemeriksaan.
Agung juga melaporkan, ada
12 temuan yang berkaitan dengan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan
dan 10 temuan yang berkaitan dengan kelemahan pengendalian intern. Dari temuan itu,
lanjutnya, ada yang merupakan temuan berulang seperti hasil pekerjaan yang tidak
sesuai spesifikasi teknis/kontrak, kekurangan volume pekerjaan, biaya
perjalanan dinas fiktif, praktek yang menyebabkan pemahalan harga pengadaan
barang dan jasa, belanja hibah belum dilengkapi laporan pertanggungjawaban,
penatausahaan kas dan verifikasi atas dokumen kelengkapan SPM dan SP2D belum
sepenuhnya berjalan efektif, dan penatausahaan aset yang belum sepenuhnya
berjalan secara tertib. "Dengan masih terjadinya temuan berulang itu, menandakan
bahwa rekomendasi BPK belum sepenuhnya mendapat perhatian dari Pemprov
Banten," ujarnya.
Selain itu, katanya,
dari hasil audit sejak 2005 hingga 2012, BPK mendapatkan 344 temuan dengan 654
rekomendasi senilai Rp.51,3 miliar. Dari rekomendasi tersebut, yang sudah
ditindaklanjuti sesuai rekomendasi BPK sebanyak 427 rekomendasi dengan nilai sebesar
Rp.39,41 miliar, belum sesuai rekomendasi sebanyak 101 rekomendasi dengan nilai
sebesar Rp.8,989 miliar, dan yang belum ditindaklanjuti sebanyak 126
rekomendasi dengan nilai sebesar Rp.3 miliar.
Menanggapi LHP BPK,
Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah mengatakan, soal hibah barang, pihaknya
telah menindaklanjuti, meskipun diakui belum tuntas. “Memang masih ada sisa
yang belum dilengkapi dokumennya. Itu kan
terjadi bukan hanya di 2012 saja, namun juga pada tahun sebelumnya. Tapi kami
terus berupaya memaksimalkan kinerja,” ujarnya.
Menurut Atut, pihaknya sudah
bekerjasama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), agar hal
ini bisa terselesaikan. Terhadap rekomendasi yang disampaikan BPK, Atut
juga menyatakan, akan ditindaklanjuti dalam waktu 60 hari.
Sementara itu, Ketua
DPRD Banten, Aeng Haerudin menyatakan, terkait LHP BPK ini, pimpinan DPRD akan
segera merekomendasikan kepada komisi terkait untuk mengawal tindak lanjut SKPD
terkait.
Disisi lain, saat
berlangsungnya rapat paripurna, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam
Komunitas Soedirman 30, berdemo dengan menggelar teatrikal. Dalam tuntutannya,
mahasiswa mendesak DPRD mendorong aparat penegak hukum menjerat semua pihak
yang menyebabkan kerugian keuangan negara. “DPRD juga harus mendesak Pemprov
memberikan sanksi tegas kepada semua pejabat yang terindikasi korupsi dan
melakukan pelanggaran administratif. Jangan sampai DPRD menggunakan temuan BPK
itu sebagai barang dagangan politik kepada eksekutif,” ujar seorang massa aksi.
(Redaksi)*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Pemerintahan SBY Dituding Tidak Serius Tangani Kemiskinan Jakarta_Barakindo - Kebijakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kem...
-
TAK bisa dipungkiri, jika selama ini pesona kawasan wisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) identik dengan keindahan alam dan kawasa...
-
Jakarta_Barakindo - Lagi-lagi korupsi disekital lingkaran Istana dan Cikeas menjadi sorotan utama publik di tanah air. Kali ini yang diba...
-
JATENG_BARAKINDO - Barisan Ansor Serbaguna (Banser) se-Eks Karesidenan Banyumas, menggelar Apel Akbar di Alun-alun Cilacap, Jawa Tengah,...
-
Serang_Barakindo - Lantaran intensitas hujan yang cukup tinggi dan buruknya drainase, membuat jalan raya Letnan Jidun, Kepandean, Kota S...
-
Mulai Beras, Daging, Migas, Bawang Hingga Kedelai Tajuk MESKI perputaran roda ekonomi bangsa ini terkadang menunjukan tren positif...
0 komentar:
Posting Komentar