Rabu, 11 September 2013
Ekonomi Indonesia Dikendalikan Kartel
Mulai Beras, Daging, Migas,
Bawang Hingga Kedelai
Tajuk
MESKI perputaran roda
ekonomi bangsa ini terkadang menunjukan tren positif, namun tak jarang juga
lepas dari kendali. Setiap kali harga barang melambung tinggi, utamanya pangan,
pemerintah selalu mengatasinya dengan membuka kran impor, sehingga hasilnya
rupiah menjadi tidak berharga dimata internasional.
Sikap pemerintah yang selalu menggunakan cara-cara instan untuk mengatasi
krisis pangan dan energi, membuat kartel tumbuh subur dan leluasa mempermainkan
harga-harga kebutuhan vital bagi rakyat. Hasilnya, kepercayaan rakyat terhadap
pemerintah pun runtuh dengan sendirinya.
Bicara tentang perputaran roda ekonomi yang berada dalam kendali kartel,
memang bukan lagi hal baru, dan bukan pula pemerintah tidak tahu kegiatan para
mafia tersebut. Karena jika merujuk dari berbagai informasi yang berhasil
dihimpun redaksi, meskipun kegiatan kartel itu jelas-jelas sudah meruntuhkan kedaulatan
pangan dan energi nasional, namun tak sekalipun bisa dihentikan. Beberapa
sumber bahkan menyebutkan, bahwa kegiatan para kartel itu disinyalir sudah
masuk kedalam lingkungan istana negara.
Seperti yang sudah berkali-kali ditayangkan media online Barak Group, kartel
beras yang diduga menggunakan tangan Perum Bulog disinyalir melibatkan mantan
Staf Khusus Presiden SBY Bidang Pangan dan Energi, Jusuf Gunawan Wangkar yang “mengundurkan diri” dari Staf Khusus dan
Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog usai Ketua Dewan Syuro PKS Hilmi Aminudin
bertemu SBY di istana negara.
Tidak hanya sekedar beras, kartel daging pun disinyalir sudah lama menyusup
masuk kedalam istana. Hal itu terlihat dari mengemukanya nama Sengman, yang tak
lain merupakan pengusaha “penyumbang dana politik” Presiden SBY. Meski nama
Sengman hanya diungkapkan oleh seorang saksi yang sudah menjadi tersangka dalam
kasus korupsi impor daging sapi, namun itulah fakta yang mengemuka dalam
persidangan tindak pidana korupsi.
Kemudian ada pula kartel migas. Kegiatan usaha impor migas Pertamina
dan jual beli minyak mentah Petral itu pun disinyalir sudah merasuk kedalam
istana. Sejumlah kalangan menilai, suap SKK Migas hanyalah bagian kecil dari permainan
kartel migas di negeri ini. Pasalnya, kegiatan kartel yang sesungguhnya adalah,
pada impor migas yang disebut-sebut hanya dikuasai oleh kelompok M.Reza Cs.
Belum lagi sikap rezim SBY yang seakan membiarkan blok-blok migas nasional
dikuasai pihak asing, seperti Blok Mahakam yang sudah habis masa kontraknya.
Lalu ketika harga bawang mencekik ekonomi rakyat, pemerintah segera
membuka kran impor selebar-lebarnya. Tentu saja yang melakukan impor paling
banyak adalah kartel yang biasa bermain di bisnis bawang. Begitu pula kenaikan
harga yang menggila, dipandang banyak kalangan akibat ulah dari kartel bawang
itu sendiri.
Dan sekarang pun, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan
adanya indikasi importir besar kedelai yang diduga terlibat dalam kegiatan
kartel kedelai. Tidak tanggung-tanggung, Komisioner KPPU Munrokhim membeberkan,
kelompok importir besar itu adalah PT.FKS Multi Agro dan PT.Cargill Indonesia.
KPPU mensinyalir kelompok usaha itu yang selama ini memonopoli kegiatan
importasi kedelai, sehingga menyebabkan harga kedelai mencekik ekonomi rakyat.
Lalu apa sikap rezim SBY soal adanya indikasi kegiatan kartel yang
menyusup ke istana? Seperti biasa, SBY tak banyak berkomentar. Yang keras
mengelak justeru para pengikutnya disekitar lingkaran istana, bahkan yang
mengaku sebagai wakil rakyat justeru berani bersumpah mati bareng dengan orang
satu pesawat.
Akhirnya, semoga saja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak sampai menemukan
bukti keterlibatan Istana dalam berbagai dugaan kegiatan kartel yang
meruntuhkan ekonomi bangsa, agar Presiden SBY dan para pihak yang mencari maka
disekitaran istana tidak perlu terlalu keras menahan malu dari hukuman yang kelak
diberikan rakyat. (Redaksi)***
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Pemerintahan SBY Dituding Tidak Serius Tangani Kemiskinan Jakarta_Barakindo - Kebijakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kem...
-
TAK bisa dipungkiri, jika selama ini pesona kawasan wisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) identik dengan keindahan alam dan kawasa...
-
Jakarta_Barakindo - Lagi-lagi korupsi disekital lingkaran Istana dan Cikeas menjadi sorotan utama publik di tanah air. Kali ini yang diba...
-
JATENG_BARAKINDO - Barisan Ansor Serbaguna (Banser) se-Eks Karesidenan Banyumas, menggelar Apel Akbar di Alun-alun Cilacap, Jawa Tengah,...
-
Serang_Barakindo - Lantaran intensitas hujan yang cukup tinggi dan buruknya drainase, membuat jalan raya Letnan Jidun, Kepandean, Kota S...
-
Mulai Beras, Daging, Migas, Bawang Hingga Kedelai Tajuk MESKI perputaran roda ekonomi bangsa ini terkadang menunjukan tren positif...
0 komentar:
Posting Komentar